Takdir tak ingin bersatu. Semesta menentang kita untuk bersama melawati waktu yang hanya habis untuk memikirkan. Mengapa, saat aku merasa menemukan seseorang yang aku anggap pantas tapi nyatanya malah meninggalkan.

Kemudian aku sadar tidak kah tuhan baik, memisahkan dengan orang yang nyatanya memang tidak pantas untuk mu, untuk kamu cintai.

Tapi mengapa, mengapa masih ada ruang tersendiri untuknya di hati. Empat tahun terakhir ini aku rasa berat, nyatanya aku masih mencintaimu, mencintaimu sampai aku lupa bahwa nyatanya sudah tak ada lagi 'kita'.

Berpuisilah aku untuk Mengekalkanmu

Aku ada untuk meredam semua amarahmu. Namun, sebelum kita melebur menjadi satu; kau putuskan menyerah terlebih dahulu

Kita kembali asing setelah menempuh jalan hidup masing-masing. Lupakan kita yang kemarin sempat bersama membasuh pilu, yang pada akhirnya malah tak jadi satu

Jika memang bukan aku semesta yang kau tuju, mengapa dahulu kita berhenti pada titik yang kita mau? bukan memberi koma untuk menjeda yang pada akhirnya membuat kita berpisah juga

(Akbar Nrfdlh)

24 April 2020

*Pesan dari seorang manusia yang membunuh perasaannya dengan rasa sepi.

Prihal Aku Memilihmu

"Jangan hanya bermimpi, sekarang cepatlah bangun dan wujudkan semuanya!"

"Bagaimana aku mampu berani bangun dan wujudkan mimpi, kalau segala mimpi terbesarku itu adalah kamu"

Ikatan pertama dan terakhir sejauh ini buatku. Ya, dengan alasan untuk saat ini aku belum berani memulai ikatan baru bersama yang lain setelah kepergianmu

Aku tidak merindukanmu, hanya sebatas ingat, dan sekarang kau menjelma menjadi bahan percakapanku dengan senja, tentang rasaku yang terbenam; sebelum terbit rasamu

Terima kasih sudah mendewasakan lalu memberi arti yang sebenarnya!

- Raa

(Akbar nrfdlh)

April keduamu (prihal aku memilihmu)

Ijinkan aku mengenangmu diantara alunan lagu Payung Teduh yang kudengarkan malam ini bersama dekapan sunyi yang terus menertawaiku sedari tadi.

Jam berdenting lebih keras, ketika kerinduan hampir mencapai titik puncaknya. Menarilah denganku (Amigdala) diantara merdunya kerinduan yang terus bersemayam.

Mati rasa, tubuhku dipaksa menikmati kenangan dengan pekatnya sekuntum mawar yang pernah kusematkan pada selir telingamu, di atas kursi dan meja kaca yang dulu kita singgahi bersama.

Jam tengah malam terlewat, tubuhku masih dipaksa menikmati tawa dan aromamu yang terus mengobrak-abrik alam pikirku (Aku dipermainkan delusi atas kepergianmu).

Tepat tiga dinihari aku dan sunyi sepakat; menggenggam rindu dan bayangmu erat-erat.

(Akbar Nrfdlh)

Hei-hei! Hari ini adalah hari ulang tahunmu kau tahu? Haha jangan bercanda! Tentu saja tahu, itu kan hari ulang tahunmu

Teruntuk kamu, lelaki yang luar biasa buatku yang hanya perempuan biasa-biasa saja, lelaki yang kukira sudah jatuh hati padaku, namun ternyata hatinya masih untuk gadis yang lain.

23 Oktober! Selamat ulang tahun, untukmu yang pernah kujadikan alasan segala rindu.

Katamu, jangan pernah merasa sendiri, semesta selalu ingin membahagiakanmu (dengan caranya sendiri) harus kuat! Jangan lemah. Namun, sepertinya sekarang kau butuh ini, jadi kukembalikan lagi untukmu.

Katamu, mencintai tanpa banyak yang tahu, mengistimewakan di setiap sela waktu di tengah dunia yang menganggap aku sebagai wanita biasa saja. Tapi, denganmu aku merasa menjadi princess kecilmu. Huahh

Terima kasih sudah menjadi teman yang baik, meskipun pada kenyataannya kita sudah sejauh matahari sekarang (tenang saja, aku tetap akan menemui dan merindukanmu lewat lagu-lagu kesukaanmu, itu pesanmu. Masih ku ingat lho)

Sekali lagi selamat ulang tahun ya! Tetap menjadi dirimu sendiri, berdamailah dengan diri sendiri untuk dapat menerima hal-hal yang tidak dapat diubah. Takdir misalnya!

(Teruntuk Akbar Nrfdlh dariku wanita yang namanya pernah kau sebut di salah satu tulisanmu)

*Terima kasih untukmu perempuan baik, yang tak ingin menyertakan namanya di tanda pengirim.

Kau tak berhak menghakimi aku

dari aksara yang bahkan

belum sempat kau baca seluruhnya

dari sebuah puisi penenang jiwa 

pengobat sepi

pelengkap sunyi

yang pernah tertulis

(tentang kau)

hanya kau!

tuk sebuah kalimat

'aku punya rencana untuk kita'

tiada aku di sini

sebab aku terselip

dari tiada ke tiada

singkat aku mencinta

sekali,

hingga hilang nyawa

mengekalkan namamu

sampai nanti

suatu saat nanti.

(Akbar Nrfdlh)

28 Oktober 2019

Naif Jelagamu

Kepada Lara. Inikah dirimu sekarang? atau aku yang selama ini salah dalam menafsirkan lembutnya sikapmu. Kita tak pernah tahu pada siapa hati ini akan dijatuhkan. Jika akhirnya yang semesta vonis untukmu bukanlah aku. Tak apa, Aku siap mengikhlaskanmu

Karena bagiku, titik terendah dan paling dalam prihal mencintai seseorang adalah mengikhlaskannya untuk berpaling. Tak peduli, sedalam atau sebesar apa aku pernah mencintaimu. Yang pasti, nanti aku tersadar bahwa pada akhirnya seseorang tadi ternyata bukanlah aku.

Sial! menyebalkan memang, namun itulah takdir, Kau tak bisa mengubah namun dipaksa untuk terus menerimanya. Kelak aku mengenangmu sebagai salah satu harapan besar yang telah gagal aku gapai dan kau mengenangku sebagai seseorang yang dulu sempat kau sia-siakan.

21 Oktober 2020

 - Akbar Nrfdlh

___________________