Mengingatmu di Akhir April
Mengingatmu di Akhir April (28, tak seperti 8)
+imeless
Dahulu, saya hanya tahu bahwa melupakan seseorang adalah perihal yang mudah untuk dilakukan, "kau tak perlu mengingatnya lagi" begitu kira-kira pikirku dahulu. Namun sepertinya saya keliru dengan hal semacam itu, lama-kelamaan yang saya rasakan selama proses melupakan itu hanyalah kesia-siaan belaka. Bagaimana tidak? Saya berusaha melupakan hal yang sudah jelas tertanam lebih dari lima tahun dalam kepala. Ya, manusia-manusia di bumi kadang suka sebercanda itu soal perasaan mereka.
Namun, bagian terbaik saat melakukan upaya melupakan itu adalah saya berhasil menemukan sebuah bagian proses yang di dalamnya terdapat hal paling penting yang bernama ikhlas. Ikhlas adalah hal yang paling inti di dalam proses melupakan, tak perlu menjadi naif, karena bagaimana pun juga, melupakan yang pernah terjadi dalam hidupmu adalah hal yang mustahil tuk dilakukan, tetapi ketika kau merasa ikhlas dengan hal itu, berdamai dengan ingatan itu, kau akan merasa tenang, lebih baik dari sebelumnya.
Salah seorang teman saya pernah berkata, katanya "setiap upaya melupakan, selalu ada jeda untuk mengingat. Mungkin yang mereka sebut dengan melupakan adalah mengingat tanpa melibatkan rasa lagi".
Percaya akan hal itu, sakit memang, tapi itulah adanya.
Mengingatmu di penghujung April adalah sesuatu yang harus aku lakukan. Bukan bermaksud untuk menginginkan sosokmu kembali atau mengulang kisah menyebalkan yang telah terjadi.
Mengenangmu di penghujung April selalu menjadi hal yang istimewa. Di tulisan ini, aku merayakan patah hatiku lewat hal-hal yang belum pernah terjadi, mengagumi lewat hal-hal yang tak kau ketahui, mencintaimu lewat akhiran kata ini.
Ah iya, aku membuat beberapa puisi di kamarku; juga menyiapkan sebuah buku, permen cokelat dan sepasang gelang yang barangkali cocok untuk lengan indahmu. Namun, semuanya urung kukirim, hanya kusimpan dan berharap suatu hari nanti kau tahu bahwa aku masih memendam pilunya rindu.
Sudah, itu saja.
Selamat dan panjang umur tuk seseorang yang menjadi alasan aku menulis. Doa baik untuk orang baik. Kali ini, aku takkan mengucapkannya secara langsung padamu, karena jarak kita sudah terlanjur jauh. Sejauh apa? Ntah, aku pun tak tahu.
28 April 2022
Teras rumah
PerspektifL


Tidak ada komentar: