Intuisi Tentang Rasa
INTUISI TENTANG RASA.
Saat mencatat ini. Diluar sedang hujan deras. // Akbar Nrfdlh
Aku yang sederhana saja ini terkadang selalu bermimpi bisa hidup denganmu nanti. Sial, kau terlalu istimewa untuk aku yang sudah terlanjur biasa-biasa saja
Tak bisa aku bayangkan jika dunia tanpa ada perempuan yang kukagumi hampir setiap detik dalam hidupku. Tak heran jika kau adalah alasanku untuk tetap bertahan dalam kerasnya kehidupan
Hey, selalu aku presentasikan sosokmu sebagai apa yang paling berarti dalam perjalanan waktuku, dan seperti biasa kau yang tidak tahu apa-apa dan aku yang terluka atasnya
Bukan salahmu. Sungguh Itu salahku, aku yang hanya bisa mencintaimu tanpa ingin memberitahukannya padamu tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupku. Sering kali aku berpikir apa kau juga sebaliknya terhadapku. Tapi kuyakin itu tak mungkin
Maafkan aku yang selalu menyimpan namamu di dalam makna disetiap diksi yang kubuat tanpa meminta izin sama sekali terhadapmu. Ahh, lelaki macam apa aku ini, pengecut sekali hidupku wkwk
Kau tahu banyak sekali cerita yang ingin aku tamatkan akhirnya, tapi tidak tentang kamu, sepertinya kamu diciptakan ketika tuhan tersenyum. Bumm, luar biasa bungg!
Cerita kita memang tiada akhir, karena sejatinya cerita kita belum dimulai, yang ada selama ini hanya ceritaku yang disana selalu ada nama dan senyumanmu
Jika ada waktu boleh kok singgah sejenak, lalu baca semua catatanku yang isinya bisa dipastikan semua tentang kamu. Disana kamu akan tahu ada rasa yang sangat dalam yang harus aku pendam teramat kelam
Sekarang aku sedikit menepi ya bukan benar-benar pergi hanya ingin memulihkan saja ego dan fungsi hatiku. Jangan khawatir kau takkan kehilangan segala perhatianku. Aku hanya menyembunyikannya dengan lebih rapi lagi.
Disini aku hanya ingin menulis, menyemangati diriku sendiri atas hancurnya harapanku yang terlalu tinggi. Kau taukan rasanya seperti apa?.
Jika nanti kamu menemukan tulisan ini lalu menyadari bahwa tulisan ini satu-satunya kejujuran terburuk yang pernah aku kirimkan dan kamu tidak menyukainya, berpura-puralah tidak pernah membaca ini.
SERPIHAN LARA.
Harapan mati saat kau pergi.
Dulu aku dengan sombongnya mengira kalau mereka yang patah hati lalu mengatakan tak ada orang lain selain dia seorang, adalah orang-orang yang bodoh
Tapi, sekarang aku menelan ludahku sendiri, ternyata memang benar aku rasa setelah kepergianmu, memang tak akan ada hati lain yang ingin aku cari.
Aku rasa setelah ini, menutup hati rapat-rapat dari perasaan-perasaan sialan itu memang pilihan terbaik.
Setelah ini memilih sendiri dan membalut luka serta memungut serpihan perasaan yang kau pecahkan sepertinya adalah pilihan terbaik.
Kepergianmu membuatku berpikir bahwa setelah ini tak akan ada lagi yang namanya cinta, persetan dengan hati yang baru, persetan dengan menyembuhkan hati dan membukanya untuk yang lain, persetan. Aku tak ingin menginginkan hal itu lagi, aku tak menginginkan hati yang lain.
Bahkan aku tak yakin bisa menyembuhkan luka dan mengumpulkan kepingan-kepingan yang berantakan ini.
Meskipun aku masih tetap merindumu setiap malam seperti biasanya lewat sisa serpihan perasaan yang kau pecahkan. Namun, aku tak tahu, merindumu dengan cara seperti itu akankah bisa membuat lukaku sembuh atau hanya akan mengirisnya lebih dalam lagi. Dan aku mungkin sudah tahu, bahwa aku tak ingin luka ini sembuh
Jadi, kau tetap melanjutkan hari-harimu dengan bahagia bersama dia yang aku harap bisa membuatmu terus tersenyum, yang mungkin tak bisa aku lakukan.
Dan aku. Aku akan tetap aku akan tetap disini mengumpulkan kepingan-kepingan yang kau pecahkan. Merindu dan menyayangimu sepenuh dan setulus yang bisa kulakukan lewat setiap kepingan yanv tersisa.
Karena sungguh, tak peduli hatimu telah pergi dan hatiku yang telah berserakan. Aku tetap tak menginginkan hati yang lain dan aku juga tak ingin mencari hati yang baru.
Maka, biarkan saja tetap seperti biasanya, kau tetap menjalani harimu disana dengan penuh senyum, senyum yang dulu begitu membuatku jatuh hati, hingga sekarang.
Dan aku tetap mencintaimu dari sudut kamar ku, tetap mengira seolah-olah kau masih akan membalasnya, dan akan tetap merindu mu disetiap malam malam ku, dengan tetap yakin seolah olah kau juga masih merindukan hal yang sama.
Aku juga akan tetap menceritakan kepada siapapun tentang betapa beruntungku memiliki mu, dengan tetap percaya seolah-olah kau masih dengan ku dan tak pernah pergi lalu memecahkan hatiku.
Aku tak akan mengucapkan selamat tinggal, karena memang tak ada yang akan pergi. Tak ada yang berubah. Aku masih bisa terus memperhatikanmu sepenuh dan setulusku seperti biasanya.
Meskipun dari kejauhan sini, dan sendirian.. Aku juga masih bisa merasakan senyummu, meskipun bukan lagi karena ku. Tapi peduli apa tentang siapa yang membuatmu tersenyum, selama kau tersenyum, aku ikut bahagia.
Untukmu, Semoga kau bahagia, Karena sekarang bertambah lagi seseorang yang menyayangimu selain aku, harusnya kau bahagia, penantian mu segera berakhir. Dan jangan buang-buang lagi air matamu, karena kau, Bintang. Dan memang sudah seharusnya, aku hanya bisa melihat bintang dari kejauhan.
Sukabumi, Mei 2020
-Akbar nrfdlh
-terjalanjur mumet


Tidak ada komentar: