Perihal Aku Memilihmu
PERIHAL AKU MEMILIHMU
sajak by/ricko/bear, 17 maret 2020
Perihal aku memilihmu. Tersebab ketika langit disaput mendung. Kau tidak menyuruhku murung. Kau rajut sayap elang. Tuk melukis tawa riang. Kau bilang, bahwa mendung tak selamanya berkisah tentang hati yang dirundung malang.
Perihal aku memilihmu.Tersebab saat hari diguyur hujan. Kau tidak memintaku bersembunyi. Kau malah mengajakku menari di tengah derasnya rinai. Kau katakan, hujan adalah anugerah. Tak selamanya berkabar duka lara.
Perihal aku memilihmu. Tersebab ketika aku cemburu. Kau sangat menjaga perasaanku. Seperti awan menjaga bulan. Pendulum menjaga waktu. Kau tanam keniscayaan. Agar aku yakin dan percaya. Bahwa cinta itu memahami. Bukan serta merta ingin menguasai.
Perihal aku memilihmu. Tersebab ketika aku rindu. Kau tak segan melukis senja. Melaburnya sedemikian indah. Dengan warna-warni yang berbeda. Lalu kau jemput aku. Dengan kereta angin. Menuntaskan segala ingin. Berdua menikmati udara dingin. Hingga senja berpamit pergi. Lalu kau bisikkan, usah khawatir, esok senja pasti kembali hadir.
Perihal aku memilihmu. Tersebab ketika aku goyah. Kau rela menjadi yang pertama. Meminjamkan punggung tuk bersandar. Demi melepas segala gusar. Serta membuktikan bahwa aku tak sendiri. Ada hatimu yang selalu siap menemani.
Perihal aku memilihmu? Inilah jawaban terakhirku. Tersebab aku tahu. Tuhan menaruh iba kepadaku. Dengan mendengar doa-doaku. Agar aku bertemu makhluk baik sepertimu.
Perihal aku memilihmu.Tersebab saat hari diguyur hujan. Kau tidak memintaku bersembunyi. Kau malah mengajakku menari di tengah derasnya rinai. Kau katakan, hujan adalah anugerah. Tak selamanya berkabar duka lara.
Perihal aku memilihmu. Tersebab ketika aku cemburu. Kau sangat menjaga perasaanku. Seperti awan menjaga bulan. Pendulum menjaga waktu. Kau tanam keniscayaan. Agar aku yakin dan percaya. Bahwa cinta itu memahami. Bukan serta merta ingin menguasai.
Perihal aku memilihmu. Tersebab ketika aku rindu. Kau tak segan melukis senja. Melaburnya sedemikian indah. Dengan warna-warni yang berbeda. Lalu kau jemput aku. Dengan kereta angin. Menuntaskan segala ingin. Berdua menikmati udara dingin. Hingga senja berpamit pergi. Lalu kau bisikkan, usah khawatir, esok senja pasti kembali hadir.
Perihal aku memilihmu. Tersebab ketika aku goyah. Kau rela menjadi yang pertama. Meminjamkan punggung tuk bersandar. Demi melepas segala gusar. Serta membuktikan bahwa aku tak sendiri. Ada hatimu yang selalu siap menemani.
Perihal aku memilihmu? Inilah jawaban terakhirku. Tersebab aku tahu. Tuhan menaruh iba kepadaku. Dengan mendengar doa-doaku. Agar aku bertemu makhluk baik sepertimu.
note: sepertinya ini lagu yang cocok untuk sajak kali ini wkwk
jangan lupa berikan komentar yaaa><
jangan lupa berikan komentar yaaa><


Mas tombol search iconnya kok gabisa di klik ya? Saya pake tablet nih. Mohon diperbaiki ya. Btw artikelnya bagus bagus. Keren
BalasHapusIya makasih kak, akan saya tampung sarannyaa
Hapus